Setelahselesai dilaksanakannya Baiat Aqabah kedua, dan setelah Islam mendapatkan wilayah yang siap menampung mereka, maka sejak saat itu Rasulullah ๏ทบ mengizinkan para sahabatnya untuk hijrah ke Madinah. Sebagian dari sahabat mulai mempersiapkan bekalnya, ada juga yang langsung berangkat, da n ada pula yang masih menunggu Rasulullah untuk berangkat bersamanya.
Hijrahdan Perubahan. Peristiwa hijrah merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Atas perintah Allah, Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah (pindah) dari Mekah ke Yasrib (kini Madinah). Nabi bersama Abu Bakar dan sejumlah sahabat meninggalkan kampung halamannya Mekah, untuk pindah dan bermukim di Madinah.JawabanTable of Contents Show Apa pesan yang tersirat di balik kejadian hijrah ke Madinah? Sebutkan!โberikut nasihat dibalik peristiwa hijrah ke Madinah kecualiโApa saja pesan yang tersirat di balik kejadian hijrah ke madinahBerikut nasihat dibalik insiden hijrah ke madinah kecualiVideo yang berhubungan hijrah mengandung semangat perjuangan tanpa frustasi & rasa optimisme yg tinggi, yakni semangat berhijrah dr hal hal yg jelek pada yg baik & hijrah dr hal hal yg baik ke lebih baik lagi Apa pesan yang tersirat di balik kejadian hijrah ke Madinah? Sebutkan!โ Jawaban 1 Pertama perisitwa hijrah Rasululah & para sahabatnya dr Mekah ke Madinah merupakan tonggak sejarah yg monumental & memiliki makna yg sungguh memiliki arti bagi setiap Muslim, sebab hijrah merupakan tonggak kebangkitan Islam yg semula diliputi suasana & situasi yg tak aman di Mekah menuju suasana yg menjanjikan di Madinah. 2 Kedua Hijrah mengandung semangat usaha tanpa frustasi & rasa optimisme yg tinggi, yakni semangat berhijrah dr hal-hal yg buruk pada yg baik, & hijrah dr hal-hal yg baik ke yg lebih baik lagi. Rasulullah & para sahabatnya telah melawan rasa murung & takut dgn berhijrah, meski mesti meninggalkan tanah kelahiran, sanak saudara & harta benda mereka. 3 Ketiga Hijrah mengandung semangat persaudaraan, seperti yg dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada dikala dia mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dgn kaum Anshar, bahkan dia telah membina relasi baik dgn beberapa kelompok Yahudi yg hidup di Madinah & sekitarnya pada waktu itu. Baca Juga 4 Tips Cara Memantapkan Hati Untuk Berhijab berikut nasihat dibalik peristiwa hijrah ke Madinah kecualiโ PERTANYAAN Berikut pesan yang tersirat dibalik kejadian hijrah ke Madinah kecualiโ ______________________________ JAWABAN kekalahan agama Islam & gagalnya mendirikan sentra pemerintahan Islam ada tiga kejadian hijrah yg terjadi pada masa Rasulullah SAW, yakni โ hijrah pertama pada bulan rajab tahun ke lima sesudah kenabian, ke habasyah, dilaksanakan oleh sekelompok sobat yg terdiri dr dua belas orang laki-laki & orang perempuan, yg dipimpin ustman bin affan. โ hijrah kedua pada bulan syawwal tahun kesepuluh sesudah kenabian, ke thaโif, sebuah kawasan di sebelah tenggara mekkah, dijalankan oleh Rasulullah SAW sendiri dgn berlangsung kaki bersama teman zaid bin haritsah. โ hijrah ketiga terjadi pada tahun ke-14 sesudah kenabian, ke madinah dijalankan dengan-cara bergelombang. diawali oleh abu salamah RA, kemudian disertai oleh mushโab bin umair RA, lalu disusul oleh para sobat lainnya. ===================================== DETAIL JAWABAN kelas Vll pelajaran hari/tanggal 1 juni 2021 keyword di balik kejadian hijrah ke madinah BelajarBersamaBrainly โกBlackPurple1โก ใ mudah-mudahan menolong ใ Apa saja pesan yang tersirat di balik kejadian hijrah ke madinah Jawaban terhindar dr kedzaliman kafir Quraisy Penjelasan Hijrah yaitu pintu gerbang yg mengantarkan islam pada kejayaan & keberhasilan. Pada hijrah terdapat semangat persaudaraan, hal ini terlihat pada korelasi kaum muhajirin & anshar, pula hubungan kaum muslimin dgn non muslim di Madinah. Berikut nasihat dibalik insiden hijrah ke madinah kecuali Kalau ada pilihan ganda pilgan kyk gini bkn? A. Selamatnya Rasulullah SAW, dr pembunuhan orang kafir. B. Rasulullah mampu mendirikn doktrin & syariah C. Kekalahan agama islam dn gagalnya mendirikan pusat pemerintahan islam. Baca Juga Nggak Pacaran Tetapi Berjanji Untuk Saling Menanti, Bolehkah? D. Menyebabkan jatuhnya Mekah dr kekuasaan kaum musyrikin. Penjelasan Kalau betulโฆ Jawaban D. Menyebabkan jatuhnya Mekah dr kekuasaan kaum musyrikin. Page 2Page 3 "Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." QS. At-Taubah 40.Baca Juga Hebat! Inovasi dari Mahasiswa Universitas Brawijaya, Cangkang Kerang Jadi Detergen Ramah Lingkungan 3. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah niscaya Allah akan berikan ia ganti dengan yang lebih baik Ketika Kaum Muhajirin meninggalkan kampung halaman mereka sekaligus keluarga dan harta mereka, Allah beri mereka ganti dengan Allah jadikan dunia takluk kepada mereka dan Allah jadikan mereka berkuasa dari timur hingga barat. Hal ini memberikan pelajaran besar baha Allah Maha Berterima Kasih dan Maha Pemurah, Dia tidak pernah menyia-nyiakan pahala orang yang melakukan sebuah kebaikan. Sesungguhnya ganti yang diberikan oleh Allah beragam bentuknya dan pengganti yang paling mulia adalah ketika seseorang dikaruniai cinta Allah, ketenangan hati ketika berdzikir dan kekuatan beribadah kepada-Nya. Baca Juga Viral! Jalan Desa di Daerah Bogor Diportal Oknum Ormas, yang Ingin Lewat Wajib Bayar Bak Jalan Tol 4. Urgensi terbentuknya masyarakat Islam Diantara hasil Hijrah Nabawi adalah hukum-hukum kenegaraan, undang-undang peradilan dan aturan-aturan kelembagaan yang diterapkan di Madinah dan dipegang kuat oleh kaum muslimin. Mereka mengaplikasikannya dengan tepat semenjak dihari diwahyukan. Kemudian dalam hitungan kurang dari sepuluh tahun Jazirah Arab tunduk kepada Rasulullah dan umat menikmati pemerintahan yang adil dan kehidupan yang bersinar dengan apa-apa yang Allah syariatkan berupa hukum- hukum mumalah dan pidana ditambah hikmah-hikmah nan tinggi yang menerangi jiwa-jiwa manusia. Page 4 ุฃูุญูู ูุฏู ูููููู. ุฃูุญูู ูุฏู ูููููู ุงูุฐูู ุฌูุฒูู ุงูุนูุงู ููููููู. ูุฃุญูุจูู ุงูุทููุงุฆูุนููููู. ููุฃุจูุบูุถู ุงูุนูุงุตููููู. ุฃุดูููุฏู ุฃูู ูุงู ุงูููู ุงููุงุงูููู. ููุฃุดูููุฏู ุฃููู ู ูุญูู ูุฏูุง ุฑูุณููููู ุงูููู. ุงููููููู ูู ุตูููู ููุณููููู ู ููุจูุงุฑููู ุนูููู ู ูุญูู ูุฏู ุงูููุงุฏูู ุงูููู ุตุฑูุงุทููู ุงูู ูุณูุชูููููู ู. ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ููุงูู ูุฌูุงููุฏููููู ููู ุณูุจููููููู ุงููููููููู ู. ุฃู ููุง ุจูุนูุฏู. ููููุง ุนูุจูุงุฏูุงูููู ุงุชููููููุงูููู ุงููุฐูู ูุง ุงูููู ุณูููุงูู ููุงุนูููู ููุง ุฃููู ุงูููู ุฃู ูุฑูููู ู ุจูุงูุทููุงุนูุฉู ูุงููุนูุจูุงุฏูุฉู. ููููููุงููู ู ุจูุงูุธููููู ู ููุงููู ูุนูุตูููุฉู. ูููุง ูููููููู ุฐูููู ุงููุงูู ููุฎูุณูุฑูุงููููู ู ูููููุงููููู ู. ููููููููู ุงูููู ููุฑูุญูู ูููู ู ููุฃููุฒููู ููุนูู ููู ุนูููููููู ู. ููุฃูุทูููุนููููู ููุงุนูู ููููุง ุงูุตููุงููุญูุงุชู ููุงุฌูุชูููุจููุง ุนููู ุงูุณูููููุฆูุงุชู. ููุฃูููู ุงูููู ุฌูุฒูู ุฃูุนูู ูุงููููู ู. ุฃูุซูุงุจูููู ู ุจูุตูุงููุญู ุฃูุนูู ูุงููููู ู. ููุนูุฐููุจูููู ู ุจูุณูููุกู ุฃูููุนูุงููููู ู. ููุงูู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ุฃูุนูููุฐูุจูุงุงูููููู ู ููู ุงูุดููููุทูุงูู ุงูุฑููุฌูููู ู ุ ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญูููู ู ุ ููุงูููุฐูููู ููุงุฌูุฑููุงู ููุฃูุฎูุฑูุฌููุงู ู ูู ุฏูููุงุฑูููู ู ููุฃููุฐููุงู ููู ุณูุจููููู ููููุงุชููููุงู ููููุชููููุงู ูุฃููููููุฑูููู ุนูููููู ู ุณููููุฆูุงุชูููู ู ูููุฃูุฏูุฎููููููููู ู ุฌููููุงุชู ุชูุฌูุฑูู ู ูู ุชูุญูุชูููุง ุงูุฃูููููุงุฑู ุซูููุงุจุงู ู ููู ุนููุฏู ุงููููู ููุงููููู ุนููุฏููู ุญูุณููู ุงูุซููููุงุจู Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah, Melalui mimbar khutbah ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para jamaโah sekalian, marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan kadar ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Bahwasannya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan seorang yang lainnya. Maka alangkah bahagia dan beruntungnya orang yang termasuk dalam golongan muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan maqam yang mulia di sisi Ilahi. Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah, Masih di bulan Muharram ini memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan nikmat itu ke jalan yang di ridloi-Nya. Bersyukur atas nikmatnya, maka Allah pun akan menambah nikmat itu. Sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman ููุฅูุฐู ุชูุฃูุฐูููู ุฑูุจููููู ู ููุฆูู ุดูููุฑูุชูู ู ูุฃูุฒููุฏููููููู ู ููููุฆูู ููููุฑูุชูู ู ุฅูููู ุนูุฐูุงุจูู ููุดูุฏููุฏู Artinya โDan ingatlah juga, tatkala tuhanmu memaklumkan โSesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, Maka sesungguhnya azabโKu sangat pedih.โ Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah, Sebagai upaya memningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya, maka melalui datangnya Tahun Baru Hijriyah ini kita menengok sejarah masa silam, masa perjuangan Nabi SAW dan para sahabat-sahabat beliau menegakkan agama Allah. Sebagaimana di ketahui dalam catatan sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat beliau mengembangkan risalah Islam di Mekkah banyak menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Orang-orang Quraisy menentangnya. Mereka melakukan penganiayaan terhadap sahabat-sahabat beliau dengan tujuan agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya. Semakin hari kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu keajaiban, semakin keras penindasan dan dan semakin keras penganiayaan, Islam pun semakin berkembang. Tidak satupun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar atau menjadi murtad bagaimanapun kerasnya kekejaman dan penganiayaan yang mereka lakukan. Makin hari kekejaman itu semakin menjadi-jadi, dan kemudian mencapai puncaknya. Mereka sepakat untuk menangkap dan membunuh Nabi SAW. Dalam keadaan genting itulah, Rasulullah mendapat perintah hijrah ke Madinah. Maka berhijrahlah Beliau bersama para sahabat menuju kota Yatsrib, yang sekarang menjadi kota Madinah. Peristiwa hijrah ini terjadi tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnmya mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan. Peristiwa hijrah akan tetap relevan atau cocok dikaitkan dengan konteks ruang dan waktu sekarang ataupun yang akan datang. Nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok dijadikan rujukan kehidupan. Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Diantaranya Pertama, hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Karena iman, para sahabat sudi meniggalakan kampung halaman, meninggalkan harta benda mereka. Karena iman, mereka rela berpisah dengan orang yang dicintainya yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan dan ketentraman batin, kalau batin sudah merasa tentram dan teraasa bahagia, maka bagaimanapun pedihnya penderitaan dzahir yang mereka alami tidak akan terasa. Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di gurun pasir yang panas. Mereka melakukan perjalanan dari Mekkah menuju Madinah dengan bekal iman. Oleh karena itu, dalam memperingati tahun baru hijriyah ini, perlulah kita tanamkan keimanan dalam diri kita sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam bentuk amal-amal saleh dalam kehidupan ini. Para jamaah, iman akan membuat hidup seseorang jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan berfikir harus ada imbangannya. Allah tidak harus ada imbangannya. Allah tidak hanya menganugerahkan akal pada amnesia, tapi juga hati. Kita memang butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan keimanan akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat dirinya, timbul pengakuan sebagaimana tersebut dalam surah Ali Imran ayat 191 ุฑูุจููููุง ู ูุง ุฎูููููุชู ููุฐุง ุจูุงุทูู Artinya โYa Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.โ Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama Malaikat cuma dianugerahakan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada malaikat yang mendurhakai Allah, sehingga wajar kalau kita tiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duanya akal sekaligus nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah dalam suarh At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi ููููุฏู ุฎูููููููุง ุงููุฅููุณูุงูู ููู ุฃูุญูุณููู ุชููููููู ู. ุซูู ูู ุฑูุฏูุฏูููุงูู ุฃูุณููููู ุณูุงููููููู Artinya โSesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.โ Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah, Hikmah kedua adalah bahwasanya hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu hijrah, dorongan sahabat untuk ikut tidak sama. Oleh karena itu Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori menyatakan bahwa amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya. Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru hijriah. Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah, Kemudian hikmah ketiga adalah bahwa hijrah adalah perjalanan ukhuwah. Para jamaah, kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orang-orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang muhajirin dan orang ansharsebagai saudara yang diikat oleh akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman ุฅููููู ูุง ุงููู ูุคูู ูููููู ุฅูุฎูููุฉู Artinya โSesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.โ Dan kaum muhajirin dan anshar ini mendapat jaminan dari Allah akan masuk surga. Sebagaimana dalam surah At-taubah ayat 100 Allah Swt berfirman ููุงูุณููุงุจูููููู ุงูุฃููููููููู ู ููู ุงููู ูููุงุฌูุฑูููู ููุงูุฃููุตูุงุฑู ููุงูููุฐูููู ุงุชููุจูุนููููู ุจูุฅูุญูุณูุงูู ุฑููุถููู ุงููููู ุนูููููู ู ููุฑูุถููุงู ุนููููู ููุฃูุนูุฏูู ููููู ู ุฌููููุงุชู ุชูุฌูุฑูู ุชูุญูุชูููุง ุงูุฃูููููุงุฑู ุฎูุงููุฏูููู ูููููุง ุฃูุจูุฏุงู ุฐููููู ุงููููููุฒู ุงููุนูุธููู ู Artinya โDan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridla kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.โ Hadirin Jamaโah Shalat Jumโat yang dimuliakan Allah Demikianlah sekelumit tentang hikmah hijrah Nabi SAW yang dapat saya sampaikan dalam khutbah ini. Sebegai penutup saya ingin menyampaikan dua kisah penting yang dapat kita petik dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia saat ini. Perjalanan Nabi dari Makkah ke Madinah, sekitar 416 kilometer, ditempuh selama 16 hari dengan mengendarai onta. Nabi mengistirahatkan onta pada saat matahari hampir tepat di atas kepala dan baru melanjutkan perjalanan sore harinya. Betapa Nabi sangat menaruh belas kasih kepada sesama mahluk Allah. Dalam perjalanan itu, Nabi diikuti oleh pembunuh bayaran dari Makkah bernama Suroqoh bin Malik yang mengendarai kuda pilihan. Dia mendapatkan iming-iming hadiah seratus unta dan wanita cantik untuk bisa membunuh Nabi, minimal bisa menggagalkan perjalanan ke Madinah. Namun ketika hendak mendekati Nabi, kuda Suroqoh mendadak terpeleset dan jatuh. Riwayat lain menyebutkan, kuda Suroqoh terperosok masuk kedalam tanah, dan itu terjadi sampai tiga kali. Nabi yang mengetahui hal itu lalu mendekati Suroqoh dan menolongnya. Suroqoh yang penasaran dengan perilaku Nabi itu lantas menanyakan sesuatu perihal Tuhan Muhammad. Terjadilah dialog. Lalu turunlah ayat Al-Quran surat Al-Ihlas. Pada ayat pertama berbunyi, ูููู ูููู ุงูููููู ุฃูุญูุฏู โKakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa.โ Suroqoh tertegun, tidak bisa berkata apapun. Bahkan kemudian dia menawarkan barang-barang perbekalannya untuk keperluan perjalanan Nabi, namun Beliau menolak. Inilah pelajaran pertama, bahwa seorang pemimpin tidak mudah menerima sesuatu dari orang lain karena kepemimpinannya. Peristiwa selanjutnya adalah ketika Nabi kehabisan perbekalan. Nabi bersama Sahabat Abu Bakar dan dua orang pengawal singgah di sebuah perkemahan, hendak membeli perbekalan. Perkemahan itu dihuni oleh seorang perempuan bernama Umi Maโbad yang ternyata dalam keadaan serba berkekurangan. Ada seekor hewan perahan tapi dalam keadaan kurus kerontang. โJangankan susu Tuan, air kencing hewan itu pun sudah tidak ada,โ kata Umi Maโbad kepada Nabi. Namun kemudian Nabi mendekati hewan itu, memeras kantong susunya dan dengan izin Allah hewan itu keluar air susunya. Pertama-tama Nabi memberikan gelas berisi susu kepada Abu Bakar, kedua kepada Sahabat yang menuntun onta Nabi, ketika kepada Sahabat yang menuntun onta Abu Bakar, baru kemudian Nabi meminumnya. Banyak perintiwa penting dalam hijrah, namun dari peristiwa yang barusan kita diajarkan bahwa semestinya pemimpin mendahulukan kepentingan rakyatnya. Umi Maโbad yang keheranan lalu bertanya kepada Nabi. โKenapa Anda tidak minum terlebih dahulu?โ Nabi menjawab ุฎูุงุฏูู ู ุงููุฃูู ูู ู ุขุฎูุฑูููู ู ุดูุฑูุจุงู Nabi mengajarkan bahwa, pelayan umat itu semestinya minumnya belakangan, mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi. ุจูุงุฑููู ุงููู ููู ููููููู ู ููู ุงููููุฑูุขูู ุงููุนูุธูููู ู, ููููููุนูููู ููุฅููููุงููู ู ุจูู ูุงูููููู ู ููู ุขููุฉู ููุฐูููุฑู ุงููุญูููููู ู ููุชูููุจูููู ุงูููู ู ููููุง ููู ูููููู ู ุชููุงูููุชููู ููุงูููููู ููููุงูุณููู ูููุนู ุงูุนูููููู ู, ููุฃููููููู ูููููู ููุฐูุง ููุงุณูุชูุบูููุฑู ุงูููู ุงูุนูุธูููู ู ุฅูููููู ูููู ุงูุบูููููุฑู ุงูุฑููุญูููู
KesetiaanRasulullah kepada Kerabatnya (foto: Pixabay) VIEWS. Banyak sekali dimensi hijrah yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan manusia, seperti peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Yatsrib menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Dalam hijrah itu, Nabi bersama Abu Bakar ash-Shiddiq sahabat setia yang
Oleh Ustadz Hanif Hidayatullah SPdMakna Hijrah Hijrah, dalam kamus Al-Munawir Arab Indonesia, berarti pindah ke negeri lain, hijrah dan migrasi. Kata ini berasal dari kata dasar hajara-yahjuru yang berarti memutuskan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam bentuk nominal hijrah diartikan dengan perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy, Makkah. Dan dalam bentuk verbal, berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu keselamatan, kebaikan, dan sebagainya. Hijrah adalah istilah yang sudah lama berkembang dalam kepustakaan Islam. Hal ini disebabkan karena sebutan hijrah itu mempunyai makna tersendiri lebih dari sekedar harfiyahnya. Hijrah membawa akibat yang sangat jauh dalam pemantapan ajaran Islam dilihat dari segi sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Demikian jelas Ishom El Saha dalam Sketsa Al-Qurโan. Perpindahan ini bukan sekedar peralihan dari satu daerah ke daerah lainnya tetapi mengambil makna perpindahan dari satu situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik. Demikian tulisnya lebih pengertian hijrah di atas, maka ada dua makna yang dapat diambil, yaitu hijrah makani perpindahan tempat, yakni dalam konteks fisik dan hijrah maโnawi, yakni pada konteks non HijrahKapankah tepatnya beliau hijrah ke Madinah? Beragam informasi dijumpai pada kitab-kitab tarikh tentang peristiwa itu. Imam at-Thabari dan Ibnu Ishaq menyatakan, โSebelum sampai di Madinah waktu itu bernama Yatsrib, Rasulullah SAW singgah di Quba pada hari Senin 12 Rabiโul Awwal tahun 13 kenabian atau 24 September 622 M waktu Dhuha sekitar jam atau tempat ini, beliau tinggal di keluarga Amr bin Auf selama empat hari hingga hari Kamis 15 Rabiโul Awwal atau 27 September 622 M dan membangun masjid pertama; Masjid Quba. Pada hari Jumat 16 Rabiโul Awwal atau 28 September 622 M, beliau berangkat menuju Madinah. Di tengah perjalanan, ketika beliau berada di Bathni Wadin lembah di sekitar Madinah milik keluarga Banu Salim bin Auf, datang kewajiban Jumโat dengan turunnya ayat 9 surat al-Jumโah. Maka Nabi shalat Jumโat bersama mereka dan khutbah di tempat itu. Inilah shalat Jumโat yang pertama di dalam sejarah Islam. Setelah melaksanakan shalat Jumโat, Nabi SAW melanjutkan perjalanan menuju di atas menunjukkan bahwa Nabi tiba di Madinah pada hari Jumโat 16 Rabiโul Awwal atau 28 September 622 M. Sedangkan ahli tarikh lainnya berpendapat hari Senin 12 Rabiโul Awwal atau 5 Oktober 621 M, namun ada pula yang menyatakan hari Jumโat 12 Rabiโul Awwal atau 24 Maret 622 dari perbedaan tanggal dan tahun, baik hijriyah maupun masehi, namun para ahli tarikh semuanya bersepakat bahwa hijrah Nabi terjadi pada bulan Rabiโul Awwal, bukan bulan Muharram awal Muharram ketika itu jatuh pada tanggal 15 Juli 622 M.Faktor HijrahAda tiga peristiwa hijrah yang terjadi pada masa Rasulullah SAW. Hijrah pertama pada bulan Rajab tahun ke lima setelah kenabian, ke Habasyah, dilaksanakan oleh sekelompok sahabat yang terdiri dari dua belas orang laki-laki dan orang wanita, yang dipimpin Ustman bin ini didorong oleh berbagai tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy sejak pertengahan atau akhir tahun keempat kenabian, terutamu diarahkan kepada orang-orang yang lemah. Hari demi hari dan bulan demi bulan tekanan mereka semakin keras hingga pertengahan tahun kelima, sehingga Makkah terasa sempit bagi orang-orang Muslim yang lemah mulai berpikir untuk mencari jalan keluar dari siksaan yang pedih ini. Dalam kondisi yang sempit dan terjepit ini, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang Muslim hijrah ke Habasyah, melepaskan diri dari cobaan sambil membawa atau sekarang Ethiopia suatu daerah di ujung Utara Afrika, merupakan daerah yang dikuasai oleh seorang raja yang adil bernama Ashamah An-Najasyi, tidak akan ada seorang pun teraniaya di hijrah kedua pada bulan Syawwal tahun kesepuluh setelah kenabian, ke Thaโif, suatu daerah di sebelah tenggara Makkah, dilakukan oleh Rasulullah SAW sendiri dengan berjalan kaki bersama sahabat Zaid bin ini dilaksanakan setelah terjadi dua peristiwa besar yang berpengaruh pada diri Rasullah, khususnya dan orang-orang Muslim pada umumnya, yaitu meninggalnya Abu Thalib, paman beliau. Abu Thalib benar-benar menjadi benteng yang ikut menjaga dakwah Islam dari serangan orang-orang yang sombong dan dungu. Peristiwa meninggalnya Abu Thalib ini terjadi pada bulan Rajab tahun kesepuluh dari tiga bulan berselang setelah meninggalnya Abu Thalib, istri Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah Al-Kubra meninggal dunia pula, tepatnya pada bulan Ramadhan pada tahun kesepuluh setelah peristiwa ini menorehkan perasaan duka dan lara di hati Rasulullah SAW. Belum lagi cobaan yang dilancarkan kaumnya, karena dengan kematian keduanya mereka semakin berani menyakiti dan mengganggu beliau. Sehingga beliau hampir putus asa menghadapi itu beliau pergi ke Thaโif, dengan setitik harapan mereka, penduduk Thaโif, berkenan menerima dakwah atau minimal mau melindungi dan mengulurkan pertolongan dalam menghadapi kaum beliau. Sebab beliau tidak lagi melihat seseorang yang bisa memberi perlindungan dan pertolongan. Tetapi mereka menyakiti beliau secara kejam, yang justru tidak pernah beliau alami sebelum itu dari penderitaan yang bertumpuk-tumpuk pada tahun itu, maka beliau menyebutnya sebagai 'Amul-huzni' Tahun Duka Cita, sehingga julukan ini pun terkenal dalam hijrah ketiga menurut Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri terjadi pada tahun ke-14 setelah kenabian, ke Madinah sebelumnya disebut Yatsrib, yang jaraknya kurang-lebih 400 kilometer dari Makkah, dilakukan secara bergelombang. Diawali oleh Abu Salamah RA, kemudian diikuti oleh Mushโab bin Umair RA, lalu disusul oleh para sahabat Rasulullah saw sendiri meninggalkan rumah beliau pada malam hari tanggal 27 Shafar menuju rumah sahabat sejatinya, Abu Bakar RA. Lalu mereka berdua meninggalkan rumah dari pintu belakang untuk keluar dari Makkah secara tergesa-gesa sebelum fajar antara hal yang mendorong Rasulullah SAW untuk hijrah ke Madinah adalah ketiadaan bantuan dan perlindungan dari sanak familinya, yaitu setelah wafatnya Abu Thalib dan tampuk kepemimpinan Bani Hasyim beralih ke tangan Abu Lahab yang sama sekali menolak memberi perlindungan kepada beliau. Di samping itu juga, kesediaan penduduk Madinah untuk menerima Rasulullah SAW dan membantu beliau menyiarkan hijrah ke Madinah, posisi Rasulullah SAW dengan sendirinya mengalami perubahan dan perkembangan. Kalau di Makkah beliau hanya berfungsi sebagai Rasul yang mengajak manusia mengesakan Allah SWT, sementara di Madinah beliau berperan tidak hanya sebagai sebagai Rasul tetapi sebagai pemimpin suatu pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa hijrah, antara lain1. Hendaknya selalu berusaha mengubah kemunkaran sekuat tenaganya, dan jika tidak mampu maka hendaknya meninggalkan tempat kemunkaran itu dan tidak berdiam di tempat kemunkaran atau kemaksiatan tersebut. Tetapi selama usaha perubahan masih dapat dilakukan walaupun sedikit demi sedikit, maka tidak mengapa berdiam di sana sambil terus mengupayakan Betapa rapinya Rasulullah SAW dalam merancang dan membuat โprogramโ dakwah. Walaupun dakwah ini pasti akan ditolong oleh Allah SWT dan beliau adalah seorang Rasul yang dijamin tidak akan dicelakai dan tidak akan dapat dikalahkan, tetapi beliau tetap menjalani semua sunnatullah hukum sebab akibat dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana manusia biasa Betapa luar biasanya usaha yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selalu mencoba berbagai inovasi baru dalam dakwahnya. Terobosan-terobosan yang beliau lakukan ini nampak dari pemilihan berbagai tempat beserta alasan-alasan yang relevan yang Sebagai pemimpin, Rasulullah SAW sangat memikirkan masyarakatnya. Segala cara beliau usahakan agar para sahabatnya tidak disiksa dan diprovokasi oleh pihak lain. Beliau pula yang paling akhir keluar dari Makkah setelah semua sahabatnya mestinya masih banyak lagi iโtibar atau pelajaran yang dapat dipetik darinya. Semoga ulasan singkat ini bisa menjadi penggugah untuk memulai langkah awal menuju yang baik dan yang lebih baik. Amin.Saatitu Rasulullah melakukan hal lain, yaitu perjanjian dengan Bani Dhamrah dengan ketentuan sebagai berikut: Mereka bersepakat tidak akan saling mengganggu. Mereka bersepakat untuk saling melindungi jika mengalami penyerangan. Setelah 12 malam, Rasulullah kembali ke Madinah. Ekspedisi Al-BuwathUlasan mengenai perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dan hikmah yang bisa dipetik dari perjalanan mulia tersebut. โ Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan kejadian yang sangat penting bagi umat Islam. Sebab, dalam perjalanan inilah nilai-nilai aqidah umat Islam diperjuangkan dan mulai dirintisnya masyarakat Islam yang berdaulat di kota Madinah. Berikut ini penelusuran lebih lanjut peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW 1. Makna Hijrah Nabi Muhammad SAW Ilustrasi kota Madinah tempo dulu Foto Republika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hijrah dalam bentuk nominal berarti perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy, Makkah. Sedangkan dalam bentuk verbal, hijrah berarti berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu keselamatan, kebaikan, dan sebagainya. Dalam sudut pandang Islam, hijrah tidak hanya dimaknai sebagai perpindahan tempat semata, melainkan juga dipahami sebagai perpindahan dari satu situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik. 2. Kenapa Rasulullah Melakukan Hijrah? Ilustrasi pemandangan kota Makkah pada abad ke 11 Masehi. Foto Ihram Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW didorong oleh beberapa faktor. Pertama, ketiadaan bantuan dan perlindungan dari sanak familinya, yaitu setelah wafatnya Abu Thalib. Kedua, beralihnya tampuk kepemimpinan Bani Hasyim ke tangan Abu Lahab yang sama sekali menolak memberi perlindungan kepada Nabi Muhammad SAW. Ketiga, besarnya tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy terhadap kaum Muslimin. Dan kelima, kesediaan penduduk Madinah untuk menerima Rasulullah SAW dan membantu beliau menyiarkan Islam. 3. Proses Hijrah Nabi Muhammad SAW Gua Tsur Foto Islami Menurut Dr Ahzami Samiun Jazuli dalam bukunya mengenai Hijrah dalam Pandangan Al-Quran, sebelum terjadinya hijrah, Nabi Muhammad SAW telah lebih dahulu mendapat petunjuk dari Allah SWT melalui mimpinya. Imam Muslim mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, โAku melihat dalam tidur bahwa aku berhijrah dari Makkah menuju suatu tempat yang banyak terdapat pohon kurma. Aku mencoba menebak apakah itu Yamamah atau Hajar? Namun, ternyata, itulah Kota Yatsrib.โ Shahih Muslim 2272. Menindaklanjuti petunjuk tersebut, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabatnya untuk segera berhijrah dan dilakukan secara bergelombang, baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Sedangkan Nabi Muhammad SAW akan segera menyusul setelah semua umat Islam berhijrah ke Madinah. Hal ini dilakukan karena Rasulullahi memahami bahwa yang dimusuhi oleh kaum kafir Quraisy adalah diri Beliau dan bukan kaum Muslimin. Kaum Quraisy berusaha menghalangi hijrah Nabi Muhammad SAW dengan menyiapkan strategi penangkapan terhadap Rasulullah SAW. Namun, rencana tersebut telah lebih dahulu diketahui oleh Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pun memutuskan untuk menempuh rute jalan yang berbeda dari jalur yang biasa digunakan penduduk Makkah ketika hendak ke Madinah dan berangkat pada waktu yang tidak biasa, yakni sebelum fajar menyingsing. Perjalanan hijrah Rasulullah diawali dengan mengambil jalur menuju Gua Tsur yang berjarak sekitar 6-7 kilometer di selatan Makkah, sedangkan Madinah justru berada di sebelah utara Makkah. Keputusan ini diambil guna mengelabui kafir Quraisy yang berusaha mengejar dan menangkap Nabi Muhammad SAW. Di Gua Tsur ini, Rasulullah dan Abu Bakar tinggal selama kurang lebih tiga hari. Barulah setelah itu Rasulullah melanjutkan perjalanan hijrahnya menuju Madinah. 4. Hikmah dari Perjalan Hijrah Nabi Muhammad SAW Ilustrasi berdakwah. Foto IB Times Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik sebagai umatnya. Beberapa pelajaran tersebut adalah sebagai berikut 1. Jika di suatu tempat terjadi kemunkaran dan umat Islam tidak mampu untuk mengubah kemunkaran tersebut, maka hendaknya ia tidak berdiam diri dan segera meninggalkan tempat itu. Namun, bila upaya perbaikan masih bisa diusahakan walaupun sedikit demi sedikit, maka tidak mengapa untuk bertahan di tempat tersebut dan beriktiar menumpas kemunkaran. 2. Selama berlangsungnya hijrah, Rasulullah SAW telah menunjukkan betapa rapinya Beliau dalam merancang dan menjalankan strategi dakwah. Meskipun dakwah ini pasti mendapat pertolongan dari Allah SWT tetapi Rasulullah SAW tetap menjalani semua sunnatullah hukum sebab akibat dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana manusia biasa lainnya. 3. Kegigihan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terlihat jelas melalui usaha Beliau dalam mencoba berbagai inovasi baru dalam disertai dengan alasan-alasan yang relevan yang melatar-belakanginya. 4. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW sangat bertanggung jawab dan memikirkan umatnya. Segala cara Beliau upayakan agar umatnya terhinar dari siksaan dan provokasi pihak lain. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pula yang paling terakhir keluar dari Makkah setelah semua umat Islam selamat dalam hijrahnya menuju Madinah. miftah/harapanamalmulia Sumber Republika, Ihram
Berikutperistiwa hijrah Nabi Muhammad ๏ทบ dari Mekkah ke Madinah (Yastrib). Di perkirakan pada Juni 622 Masehi dalam hijrah itu, Nabi bersama Abu Bakar ash-shidiqq sang sahabat terkasih menempuh perjalanan panjang ratusan kilometer, termasuk bertahan 3 Hari di gua Tsur, menuju tempat yang kelak berubah nama jadi Madinah.
- Dalam sejarah Islam, peristiwa hijrah kerap merujuk pada perpindahan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Yatsrib atau Madinah pada tahun 622. Hijrah kaum muslimin ke Madinah dilakukan karena mengalami kesulitan, peminggiran, pengusiran, dan penzaliman oleh kaum kafir Quraisy di Mekkah. Perjalanan hijrah Rasulullah dan umat Muslim menggambarkan perjuangan menyelamatkan akidah yang mempunyai banyak apa saja hikmah yang terkandung dalam peristiwa hijrah Nabi Muhammad ke Yatsrib? Baca juga Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah Hikmah di balik peristiwa hijrah Hijrahnya Nabi Muhammad dan umat Muslim merupakan peristiwa yang dikehendaki Allah. Kehadiran Nabi Muhammad di Madinah menandai era baru bagi perjalanan dakwah ini beberapa hikmah yang dapat diambil dari peristiwa hijrah Rasulullah ke Yatsrib. Menambah ketabahan dan keteguhan iman Umat Islam di Mekkah selalu mendapatkan tekanan berupa ejekan, hinaan, hingga siksaan dari kaum kafir Quraisy. Namun, tekanan yang diberikan tidak membuat umat Muslim tunduk terhadap kaum kafir. Peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah tidak hanya menghindarkan umat Muslim dari ancaman kaum kafir Quraisy, tetapi juga menambah ketabahan dan keteguhan iman mereka. Baca juga Siapa Saja Tokoh yang Sangat Menentang Dakwah Nabi Muhammad? 8 Wahyu Hijrah berlaku apabila Nabi menerima wahyu dari Allah yang mengizinkan orang Islam berhijrah. Wahyu tersebut ialah ayat 30, Surah al-Anfal. Ayat tersebut mengingatkan Nabi tentang pakatan yang dilakukan oleh orang musyirikin Mekah terhadap Nabi. Wahyu ini menggesa Nabi supaya segera berhijrah ke Madinah.Umat Islam di kota Madinah segera menyambut kedatangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, segera setelah perjanjian Aqabah ke-2 dilakukan. Jumlah umat Islam di Madinah yang sudah cukup banyak meningkatkan percaya diri dan optimisme untuk menjadi Anshar, penolong dan pelindung Rasulullah serta para sahabat Muhajirin. Dan Maha Sempurna Allah dengan segala ketetapan takdir-Nya. Dialah yang menyiapkan kondisi Kota Madinah setelah sebelumnya membekali ketangguhan iman dan mental umat Islam dengan kondisi Mekah yang sulit dan mengancam nyawa. Dialah pula yang menentukan waktu yang tepat bagi Rasul-Nya dan umat Islam untuk memulai fase madani. Allah izinkan Nabi dan para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib, Madinah al-Munawwarah. Semua para sahabat yang mampu untuk hijrah, maka wajib bagi mereka berhijrah. Yang lemah dan yang kuat, yang miskin dan yang kaya, laki-laki maupun wanita, dari kalangan merdeka atau hamba sahaya, semua menyambut perintah Allah Taโala. โSesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya โDalam keadaan bagaimana kamu ini?โ. Mereka menjawab โAdalah kami orang-orang yang tertindas di negeri Mekahโ. Para malaikat berkata โBukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?โ. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah, mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya sebelum sampai ke tempat yang dituju, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.โ QS. An-Nisa 97-100 Hijrah Tak Sekedar Pindah Saat ini, sebagian umat Islam, ketika mendengar kata hijrah atau peristiwa hijrah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Mekah ke Madinah, menganggapnya sebagai suatu perpindahan biasa, layaknya migrasi penduduk dengan segala kerepotannya. Padahal tidaklah semudah itu. Ini adalah perjuangan yang besar. Bentuk perlawanan terhadap kaum musyrikin Mekah bahkan Jazirah Arab secara umum. Kehilangan nyawa sebuah resiko yang begitu terpapar di depan mata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Hijrah bukanlah melarikan diri. Hijrah adalah persiapan membekali diri untuk kehidupan akhirat. Karena itulah, Allah Taโala berfirman, โDan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik surga. Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat surga yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.โ QS. Al-Hajj 58-59. Ditambah lagi, Nabi shallallahu alaihi wa sallambarulah berhijrah tatkala semua sahabatnya telah berangkat menuju Madinah. Hal ini semakin menguatkan bahwa hijrah bukanlah bentuk melarikan diri. Nabi shallallahu alaihi wa sallam jauh lebih mementingkan keselamatan dan keamanan umatnya dibanding keselamatan dirinya. Inilah jiwa seorang pemimpin. Seorang nahkoda bukanlah orang yang pertama meninggalkan kapal saat ia akan karam. Ia akan menjadi yang terakhir keluar setelah memastikan awak dan penumpangnya selamat terlebih dahulu. Tidaklah tersisa di Mekah kecuali Rasulullah, Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib sebagai orang-orang yang paling akhir menempuh perjalanan. Ada beberapa hal yang bisa dicermati dari peristiwa hijrah Pertama, hijrahnya umat Islam secara menyeluruh terjadi setelah pintu dakwah sudah tertutup di Mekah. Hijrah ke Madinah bukanlah hijrah yang pertama dialami umat Islam. Sebelumnya sebagian sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menempuh dua kali hijrah ke negeri Habasyah. Kesempatan untuk berdakwah di Mekah begitu kecil atau bahkan tertutup. Mengapa tertutup? Karena orang-orang kafir Quraisy berencana untuk membunuh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam setelah wafatnya paman beliau, Abu Thalib, tiga tahun sebelum hijrah. Saat itulah, strategi hijrah mulai disusun oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sejak mula, dakwah di Mekah memang sudah sulit. Namun Allah Taโala tidak memerintahkan Rasul-Nya untuk berhijrah. Hingga akhirnya pintu tersebut mulai dirasa begitu rapat, barulah Allah perintahkan Rasul-Nya dan umat Islam untuk berhijrah. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran yang begitu mendalam, ketika pintu dakwah masih terbuka walaupun dirasa sulit, maka kita hendaknya berusaha mengajak orang-orang kepada kebenaran. Kedua, saat seluruh umat Islam melakukan hijrah, maka Madinah yang dipilih menjadi tujuan bukan Habasyah. Kota tujuan hijrah bisa saja bukan Kota Madinah jika Bani Syaiban atau Bani Hanifah atau Bani Amir beriman. Namun Allah Taโala menginginkan Madinah seabgai tempat hijrah Nabi-Nya. Kultur masyarakat Madinah yang merupakan bangsa Arab, tidak jauh berbeda dengan masyarakat Mekah sehingga para sahabat tidak begitu kesulitan untuk beradaptasi. Jaminan keamanan di Madinah pun lebih besar dibandingkan di Habasyah. Di Habasyah, hanya An-Najasyi yang beriman, jika ia wafat, maka keselamatan kaum muslimin kembali terancam. Selain itu, terbentuknya negara Islam lebih besar peluangnya di Madinah dibanding Habasyah. Ketiga, umat Islam diperintahkan menuju tempat yang sama untuk berhijrah. Dalam syariat hijrah kali ini. Komunitas umat Islam Mekah diperintahkan menuju daerah yang satu bukan dibebaskan menuju daerah manapun yang mereka inginkan. Banyak sekali faidah dari hal ini. Di antaranya kebersamaan dan kekeluargaan tetap terjaga. Keselataman lebih terpelihara dibandikan satu orang menuju satu negeri lainnya. Lebih mudah beradaptasi. Keimanan juga terjaga dengan berkumpulnya mereka dengan orang-orang beriman lainnya. Dll. [IslamPos]
26 Berikut strategi dakwah yang dijalankan Rasullah saw pada periode Madinah, kecuali a. Dakwah dengan mendirikan masjid. b. Dakwah dengan perjanjian dan bai'at. c. Dakwah dengan pemaksaan. d. Dakwah dengan korespondensi dan utusan dengan raja-raja. Jawaban : C. 27. Berikut hikmah di balik peristiwa hijrah ke Madinah, kecuali. a.Sejak Rasullullah Saw dan para sahabat melakukan dakwah secara terang-terangan, terjadilah penganiayaan, ancaman dan tekanan dari kaum kafir Mekah. Sehingga beliau mencari perlindungan dan jaminan keamanan ke luar Mekah. Situasi dan kondisi Mekah semakin sulit untuk berdakwah dan tak ada jaminan keamanan diri. Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat untuk berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Thaif dan terakhir ke penyebab hijrahnya Rasulullah dan para sahabat1. Cobaan dan TekananPerkataan Bilal ketika sedang berada dalam hijrahnya di Madinah. Ia berdoa, "Ya Allah, laknatilah Syaibah Ibn Rabi'ah, Utbah Ibn Rabi'ah, dan Umayyah ibn Khalaf karena mereka telah mengusir kami dari negeri yang penuh dengan penyakit.."Keterangan Aisyah tentang beberapa penyebab hijrah ayahandanya, Abu Bakar ke Madinah. Ia mengatakan, "Rasulullah mengizinkan Abu Bakar untuk keluar dari Mekah ketika tekanan dan penindasan kepadanya semakin keras."Faktor itu pula yang menyebabkan Abu Bakar dan kaum muslim hijrah ke Habasyah. Hal ini tersirat dari perkataan Aisyah "Ketika kaum muslim sering ditimpa berbagai cobaan, Abu Bakar keluar dari Mekah menuju Habasyah..."2. Adanya Jaminan Keamanan Bagi Kelangsungan Dakwah IslamFaktor ini dapat dipahami dari beberapa pasal Baiat Aqabah II yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir. 3. Pendustaan Kaum Quraisy terhadap Muhammad dan AjarannyaPara pembesar Quraisy dan kaumnya selalu mendustakan Rasulullah dan memaksa beliau mendakwahkan ajarannya kepada kaum muslim yang mau mempercayainya. Misalnya Sa'ad ibn Mua'adz melukiskan fakta ini dengan berkata, "Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, tidak ada satu orang pun yang tak ingin berjuang melawan orang-orang yang mendustakan dan mengusir Rasul-Mu."4. Kekhawatiran akan Terjadinya Petaka bagi AgamaHal ini terlihat jelas pada jawaban Aisyah ketika ditanya tentang hijrah. Ia berkata, "Kaum beriman lari dengan membawa agamanya kepada Allah dan rasul-Nya karena takut terjadi bencana terhadap Diizinkannya Kaum Muslim untuk BerperangHal ini disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Ia mengatakan bahwa firman Allah, "Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi..."QS. Al Hajj 39-41 adalah ayat pertama yang diturunkan untuk mengizinkan kaum muslim melawan orang-orang yang memerangi mereka. Pendapat ini diikuti oleh Ibnu Abbas dan para ulama lain. Peperangan yang dilakukan kaum muslim hanya untuk mencari ridho Allah semata. Itu sebabnya mereka rela dan siap menanggung penderitaan fisik maupun mental dan meninggalkan sanak saudara, keluarga dan negeri yang pertama hijrah ke Madinah menurut penuturan Al Bukhari, adalah Mush'ab ibn Umair dan Abdullah ibn Ummi Maktum. Sedangkan menurut Ibnu Ishaq dan Ibnu Sa'ad, orang yang pertama berhijrah ke Madinah adalah Abu Salamah ibn Abdil Asad. Namun demikian, Ibnu Hajar mengatakan bahwa kedua hadis tersebut dapat diselaraskan maknanya atas dasar prioritas atau nilai dari maksud hijrah kedua sahabat tersebut. Abu Salamah hijrah ke Madinah bukan bertujuan untuk menetap di sana, sedangkan Mush'ab melakukannya untuk menetap dalam rangka melaksanakan amanah dari Rasulullah untuk mengajar kaum muslim Madinah tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran hijrah Rasulullah dan para sahabat ke Madinah1. Rasulullah Saw menegaskan dalam khutbahnya saat penaklukan Mekah tidak akan ada lagi perintah hijrah. Adapun yang tetap diwajibkan dari perintah itu adalah semangat perjuangan jihad dan niatnya. Artinya hijrah dari Mekah ke Madinah sudah tidak lagi diwajibkan dan yang masih wajib dari hijrah ini sampai hari Kiamat kelak hanya spiritnya, yaitu berpindah dari negara kafir ke negara kaum muslim. Pasalnya gak diwajibkan hijrah ke Madinah pada kaum muslim Mekah saat itu agar mereka dapat beribadah kepada Allah dengan aman, membangun dan memelihara negara Islam yang berdaulat kemudian memperluas wilayah negara baru ini dengan berdakwah. Hijrah setelah fath Mekah sudah tidak diperlukan lagi karena kekuatan Islam telah kokoh. Disamping itu kaum muslim telah memiliki negara sendiri yang memungkinkan mereka untuk beribadah dengan aman dan bebas menjalankan dakwah ke seluruh penjuru Rasulullah Saw tetap menggunakan beragam cara, siasat dan upaya yang muncul dari pemikiran akalnya untuk memperlancar pelaksanaan dakwah. Namun bukan semata-mata karena takut tertangkap kaum musyrik. Semua itu beliau lakukan untuk memberi contoh pada umatnya yakni berikhtiar dan melakukan berbagai cara yang diperlukan untuk meraih tujuan atau keberhasilan. Dari sini beliau juga ingin mengajarkan bahwa sunnatullah menetapkan terjadinya sesuatu karena adanya upaya atau ikhtiar. Lain halnya bila Allah telah menghendaki. Dalam hal ini sesuatu bisa terjadi tanpa melalui upaya manusia seperti ketika api yang membakar Ibrahim dirasakan dingin saja oleh beliau. Yang demikian merupakan mukjizat yang diberikan Allah kepada para nabinya. 3. Kesediaan Ali ibn Abi Thalib untuk tidur di pembaringan Rasulullah pada malam beliau hijrah tak lain merupakan suatu tindakan luhur yang membuktikan besarnya keimanan dan keberaniannya. Peristiwa ini juga mengisyaratkan kaum muslim diperbolehkan melakukan tipu daya terhadap musuh sebagai bentuk ikhtiar dan menyelamatkan Tercatat nama beberapa anak muda yang berperan penting dalam pelaksanaan hijrah Rasulullah ini. Mereka adalah Ali ibn Abi Thalib dan putri-putri Abu Bakar Peran-peran seperti inilah yang layak diteladani generasi muda Islam saat Karakter dari beberapa mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada RasulNya untuk melindungi dan mengiringi perjalanan hijrah beliau saat itu masih seperti mukjizat beliau lainnya, yaitu sebagai penghormatan Allah kepada NabiNya. Di sisi lain, sejumlah mukjizat juga mengisyaratkan bahwa Allah adalah penolong beliau dan Zat yang memenangkan agamaNya di muka bumi ini cepat atau Peran yang dijalankan Abu Bakar dalam hijrah merupakan jasa besar yang sangat dihargai oleh Allah. Maka dari itu wajar jika Allah memuliakannya dalam firmanNya, " Jikalau tidak menolongnya Muhammad maka sesungguhnya Allah telah menolongnya. Yaitu orang-orang kafir musrikin Mekah mengeluarkannya dari Mekah, sedang dia salah satu dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, "Janganlah berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita".QS. At Taubah 407. Abu Ayub dan istrinya selalu berusaha mendapatkan berkah dari sisa makanan Rasulullah. Disisi lain Rasulullah tak melarang keduanya. Fakta ini mengisyaratkan kepada kita untuk mencari berkah dari sisa-sisa atau peninggalan-peninggalan Rasullullah apabila masih Seluruh sikap dan perlakuan Abu Ayyub dan Ummu Ayyub terhadap Rasulullah merupakan gambaran besarnya cinta para sahabat kepada beliau. Fenomena seperti ini sangat banyak dijumpai dalam biografi para sahabat.[]Sumber Biografi Rasulullah, Dr. Mahdi Rizkullah AhmadOleh Nanik Farida Priatmaja
Ketikaperistiwa hijrah para sahabat ini diketahui, kafir Quraisy begitu memarahi mereka kerana kaum muslimin telah mendapat perlindungan di tempat yang lain. Pada ketika itu, semua kaum muslimin pergi ke Madinah kecuali Rasulullah, Abu Bakar As-Siddiq, Ali bin Abu Talib, dan orang-orang sakit atau tidak berdaya untuk berhijrah. - Kisah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Umat Islam pada masa itu menempuh jarak ratusan kilometer yang tentunya tidak mudah untuk atas ridha dan pertolongan Allah, peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah menjadi awal yang baik dalam perjuangan penyebaran agama Islam. Banyak hikmah yang telah Allah tetapkan dalam proses hijrah ke hijrah secara bahasa berarti "memutuskan" atau "meninggalkan". Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hijrah berarti "perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy Makkah."Sejarah Hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah Kota Madinah yang dulunya bernama Yatsrib berlokasi di sebelah utara kota Makkah dengan jarak kurang lebih 450,4 km. Yatsrib didominasi oleh suku Bani Qaylah yang kemudian terpecah menjadi 2 faksi berseberangan, yakni Aus dan hijrah ke Madinah berlangsung pada musim panas 622 Masehi. Proses hijrah dilakukan dengan diam-diam, secara sendiri-sendiri atau kelompok laun, tinggal Rasulullah dan Abu Bakar yang masih berada di Makkah. Kemudian keduanya memulai perjalanan ke Madinah dengan perencanaan yang matang agar terhindar dari kaum perjalanan Rasulullah tidaklah mudah karena adanya hadangan dari kaum Quraisy yang berupaya membunuh Rasul. Bahkan, setiap kabilah mengajukan pemuda tangkas bersenjata untuk membunuh juga Sejarah 1 Muharam Hijrah Hingga Tragedi Karbala Sejarah Makna Ramadhan & Keistimewaannya Sejarah Puasa Ramadhan & Perintah Berpuasa Sore hari sebelum penyergapan, Rasul menerima petunjuk dari Malaikat Jibril. Kemudian Rasul menemui Abu Bakar dan menyusun rencana keberangkatan. Ali bin Abi Thalib bertugas tinggal di Makkah untuk mendiami rumah fajar tiba, mereka baru menyadari bahwa orang yang berbaring di kamar Rasul adalah Ali bin Abi Thalib. Sementara itu, Rasul dan Abu Bakar sudah keluar dari Makkah pada malam Rasul ke Madinah melewati rute dan waktu yang tidak seperti umumnya perjalanan. Mereka tidak langsung bergegas ke Yatsrib, tetapi arah selatan menuju gua di Gunung dan Abu Bakar berada di dalam gua selama tiga hari. Abdullah dan Asmaโ putra dan putri Abu Bakar membantu memberikan informasi dan membawakan keperluan serta makanan untuk Rasul dan Abu proses perjalanan hijrah ini terdapat berbagai mukjizat yang menunjukkan luar biasanya pertolongan Allah. Mukjizat yang Allah kirimkan meliputi adanya sarang laba-laba di depan gua sehingga mengecoh para pemburu Rasul, hinggapnya burung dan tumbuhnya pohon yang menyamarkan keberadaan Rasul bersama Abu Bakar. Baca juga Kisah Teladan Nabi Isa As Mukjizat Lahir Tanpa Seorang Ayah 9 Mukjizat Nabi Muhammad SAW Terbelahnya Bulan hingga Al-Qur'an Mukjizat Nabi Musa yang Tercantum dalam Ayat Al-Qur'an Penyebab Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah Keputusan Nabi Muhammad untuk hirah ke Madinah tidaklah datang begitu saja. Ada sebab-sebab tertentu yang pada akhirnya membuat Rasulullah memutuskan hijrah ke Madinah sebagaimana yang Allah perintahkan. Berikut ini beberapa peristiwa yang menjadi sebab pendorong hijrah Rasul ke Madinah Dakwah Rasulullah di Makkah kurang berkembang karena penolakan orang kafir Quraisy. Peristiwa Baiat Aqabah serta permintaan penduduk Madinah agar Nabi Muhammad tinggal bersama mereka dan akan membantu untuk berdakwah. Perintah Allah untuk berhijrah sudah turun kepada Nabi Muhammad. Baca juga 5 Nabi dan Rasul Ulul Azmi Beserta Mukjizatnya Sejarah Kitab Taurat Nabi Penerima, Makna, & Isi Pokok Ajarannya Kisah Nabi Saleh As dan Mukjizatnya Unta Betina Lahir dari Batu Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW Peristiwa hijrah ke Madinah mengandung nilai sejarah yang amat berdampak terhadap perjalanan dakwah Islam dan kehidupan kaum muslim. Banyak sekali hikmah dari peristiwa hijrah ke satunya adalah perkembangan pesat agama Islam sejak memutuskan hijrah ke Madinah. Berikut ini pelajaran dan hikmah peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah yang dilakukan Rasulullah1. Pertolongan AllahKetika Rasulullah dan Abu Bakar merencanakan perjalanan ke Madinah, terdapat berbagai pertolongan Allah yang sungguh luar biasa. Perencanaan matang yang disusun oleh Rasulullah dan Abu Bakar dibersamai dengan memasrahkan diri kepada Allah secara dan kepercayaan keduanya pada Allah terbukti dengan dikirimnya pertolongan demi pertolongan selama perjalanan berlangsung. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim mampu menempatkan usaha dan kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi setiap Nilai Perjuangan dalam HijrahAbu Bakar memberikan hadiah unta kepada Rasulullah, tetapi ditolak. Padahal sebelumnya Rasulullah menerima hadiah-hadiah. Bahkan Rasulullah juga menganjurkan untuk saling bertukar ini menunjukkan bahwa seseorang harus dapat memberikan segala yang dimiliki hingga cita-cita perjuangan Islam tercapai. Sikap Rasulullah turut menunjukkan bahwa perjuangan Islam tidak boleh disertai dengan niatan untuk menanti imbalan apa pun itu Kekuatan Umat IslamPeristiwa hijrah ini didukung oleh seluruh umat Islam masa awal dari beragam kelompok. Mulai dari kelompok laki-laki dewasa seperti Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah, kelompok pemuda meliputi Abdullah putra Abu Bakar, kelompok remaja diwakili oleh Ai bin Abi Thalib, hingga kelompok perempuan, yakni Asmaโ, putri Abu atau hikmah dari beragam kelompok yang turut hadir dalam perjuangan Islam ini adalah perlunya keterlibatan berbagai kelompok dalam upaya mencapai cita-cita bersama. Kekuatan Islam dapat diperoleh dengan bersatunya umat Islam untuk mencapai juga Kisah Teladan Nabi Isa As Mukjizat Lahir Tanpa Seorang Ayah Sejarah Kitab Zabur Nabi Penerima, Makna dan Isi Pokok Ajarannya Pengertian Mukjizat, Karomah, Irhas dan Maunah Beserta Contohnya - Pendidikan Kontributor Nurul AzizahPenulis Nurul AzizahEditor Iswara N RadityaPermintaanitu mereka sampaikan pada peristiwa Baiat al-Aqabah. Baik pada Baiat Aqabah Pertama maupun Kedua. Oleh karena itu Rasulullah Saw. memerintahkan kaum Muslimin agar segera hijrah ke Yatsrib. Sebanyak 75 orang penduduk Yatsrib sedang berbaiat di hadapan Rasulullah Saw di desa Aqabah dan meminta beliau untuk berhijrah ke Yatsrib.
BacaJuga Topik Terkait:Kumpulan Khutbah Jumat Bulan Muharram. 2. Bukan migrasi fisik. Peristiwa hijrah umat Muslim dari Makkah ke Madinah bukan sebatas migrasi fisik, tapi merupakan transformasi besar-besaran dalam berbagai aspek. Sehingga, Nabi berhasil membangun masyarakat Muslim lebih berdaya baik segi mental, moral, ekonomi, akidah, dan
Setelah selesai dilaksanakannya Baiat Aqabah kedua, dan setelah Islam mendapatkan wilayah yang siap menampung mereka, maka sejak saat itu Rasulullah ๏ทบ mengizinkan para sahabatnya untuk hijrah ke Madinah. Sebagian dari sahabat mulai mempersiapkan bekalnya, ada juga yang langsung berangkat, dan ada pula yang masih menunggu Rasulullah untuk berangkat bersamanya. Tantangan hijrah sangatlah berat. Para sahabat harus menanggung berbagai macam risiko agar bisa melakukan hijrah. Ada yang meninggalkan sanak keluarganya, hartanya, bahkan ada yang terancam jiwanya. Belum lagi meninggalkan kampung halaman yang sudah pasti sangat berat bagi mereka. Namun, satu persatu kaum Muslimin berhasil melakukan hijrah ke Madinah. Mereka umumnya pergi berkelompok dan dengan sembunyi-sembunyi, meski ada juga yang sedikit dari mereka pergi dengan terang-terangan. Menurut Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, selang dua bulan lebih beberapa hari setelah terlaksananya Baiat Aqabah kedua, akhirnya tidak ada kaum muslimin yang tersisa kecuali Rasulullah ๏ทบ, Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhuma. Sementara itu, Rasulullah tengah menunggu saat-saat Allah ๏ทป mengizinkannya untuk melakukan hijrah. Abu Bakar yang saat itu telah bersiap-siap untuk hijrah diminta Rasulullah untuk ikut menemaninya Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfury, Rahiqul Makhtum, [Wazaratul Auqaf Qatar, 2007], h. 155. Rencana Pembunuhan Setelah mengetahui kepergian para Sahabat Rasulullah ๏ทบ ke Madinah, kaum kafir Quraisy mengalami kekalutan dan kebingungan. Bayang-bayang besar ada di depan mereka, dan merasa bahwa keberadaannya secara ideologis dan ekonomi sangat terancam sebab mereka tahu betul pengaruh Rasulullah ๏ทบ terhadap para sahabatnya untuk membela dan memperjuangkan aqidahnya, apalagi jika disertai dengan kekuatan kaum muslimin Madinah yang kini telah bersatu setelah sekian lama dilanda pertikaian antarsuku. Di sisi lain, letak kota Madinah sangat strategis. Kota itu merupakan tempat lalu lalang kafilah dagang dari Yaman ke Syam. Saat itu, penduduk Makkah biasa melakukan perjalanan bisnis ke negeri Syam dengan nilai perdagangan yang sangat tinggi. Dan semua itu sangat tergantung dengan kondisi keamanan di jalur tersebut. Bertitik tolak dari hal itu, para pembesar Quraisy sepakat untuk bermusyawarah membicarakan cara paling efektif untuk menghadapi bahaya tersebut. Akhirnya mereka sepakat, dan mulai mengumpulkan berbagai pembesar dan tokoh kafir Quraisy untuk mengikuti musyawarah. Pada pertemuan itu semua utusan dari suku-suku Quraisy berupaya memadamkan cahaya dakwah yang dibawa Rasulullah ๏ทบ. Hadir pula dalam pertemuan itu, seorang tua yang mengaku dirinya sebagai orang tua dari Nadj, padahal sebenarnya dia adalah setan yang menyerupai manusia. Setelah berembuk sekian lama, akhirnya mereka sampai pada kesepakatan untuk membunuh Rasulullah ๏ทบ. Kesepakatan itu diambil setelah Abu Jahal menyempaikan pendapatnya; dengan cara setiap suku mengirimkan seorang pemuda yang gagah perkasa serta dibekali sebilah pedang yang tajam. Kemudian mereka diperintah secara bersama untuk membunuh Rasulullah ๏ทบ. Pendapat ini yang akhirnya disepakati, dan ternyata dikuatkan oleh orang tua dari Najd tadi Syekh Shafiyurrahman, Rahiqul Makhtum, 2007, h. 155. Ketika kesepakatan membunuh Rasulullah telah diambil, malaikat Jibril segera memberi tahu tentang rencana makar mereka. Dia juga memberitahu bahwa Allah ๏ทป telah mengizinkannya melakukan hijrah. Mendengar berita itu, Rasulullah segera menuju rumah Abu Bakar di siang hari yang terik dan pada waktu yang biasanya jarang orang lalu lalang. Sesampainya di rumah Abu Bakar, Rasulullah meminta kepadanya agar tidak ada seorang pun keluarganya yang berada di dalam karena ia akan menerangkan rencana perjalanan hijrahnya. Abu Bakar sangat gembira dengan dipilihnya dia sebagai teman yang mendampingi hijrah Rasulullah. Setelah semua dijelaskan, Rasulullah kembali ke rumahnya, menunggu datangnya malam. Pada saat yang sama, para pembesar Quraisy sudah bersiap-siap untuk melaksanakan rencana mereka. Rencana sudah mereka susun di siang harinya secara matang. Mereka telah memilih 11 orang dari masing-masing suku untuk menunaikan tugas tersebut. Dan tiba saatnya, ketika malam mulai gelap, mereka bergerak dengan mengintai rumah Rasulullah ๏ทบ. Mereka berniat mengeksekusi Rasulullah kala beliau tidur. Mereka sangat yakin bahwa rencana yang telah disusun matang akan berhasil sesuai harapan. Namun, di balik semua itu, ada Allah ๏ทป yang selalu melindungi hamba-Nya dan berbuat sesuai kehendak-Nya. Dalam Al-Qurโan Allah berfirman ููุฅูุฐู ููู ูููุฑู ุจููู ุงูููุฐูููู ููููุฑููุง ููููุซูุจูุชูููู ุฃููู ููููุชูููููู ุฃููู ููุฎูุฑูุฌูููู ููููู ูููุฑูููู ููููู ูููุฑู ุงูููููู ููุงูููููู ุฎูููุฑู ุงููู ูุงููุฑููู Artinya, โDan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan tipu daya terhadapmu Muhammad untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu dayaโ QS Al-Anfal 30. Pada waktu yang sangat kritis itu, Rasulullah ๏ทบ memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidurnya dengan menggunakan selimut yang biasa Rasulullah pakai. Setelah itu Rasulullah menerobos kepungan mereka yang saat itu penglihatannya Allah cabut, sehingga tidak bisa melihat perjalanan Rasulullah. Kemudian, pada malam itu juga, Rasulullah berjalan menuju rumah Abu Bakar. Sementara itu para pengepung rumahnya masih menunggu waktu pelaksanaan eksekusi. Dan akhirnya, mereka segera masuk ke rumah dan melihat ada seseorang yang sedang tidur. Mereka mengira bahwa ia adalah Rasulullah ๏ทบ yang sedang tidur di balik selimutnya. Namun ternyata, yang tidur di tempat itu adalah Ali bin Abi Thalib. Di sisi lain, Abu Bakar meminta putranya, Abdullah, mengamati segala aktivitas dan merekam semua pembicaraan kaum Quraisy di siang hari, lalu melaporkannya setiap petang menjelang. Abu Bakar juga menyuruh budaknya, Amir bin Fahirah untuk menggembalakan kambing dekat Gua Tsur pada siang hari dan mengistirahatkannya pada petang hari agar dirinya dan Rasulullah dapat minum susu dari kambing gembalaan itu. Asma, putrinya, juga diperintahkan oleh Abu Bakar membawakan makanan setiap petang untuk mereka berdua. Kemudian, Rasulullah dan Abu Bakar pergi menuju Gua Tsur untuk tinggal selama beberapa waktu di sana. Abu Bakar mendahului Nabi Muhammad ๏ทบ masuk ke dalam gua untuk memastikan bahwa di dalam gua tersebut tidak terdapat binatang buas dan ular. Rasulullah dan Abu Bakar selama tiga hari tinggal di dalam gua ini. Abdullah bin Abu Bakar juga ikut menginap bersama mereka untuk melaporkan berbagai peristiwa dan perkembangan yang terjadi di Kota Makkah. Dan Abdullah, sebelum fajar, telah kembali ke Makkah berbaur bersama penduduk seolah-olah dia bermalam di Makkah. Sementara Amir bin Fahirah ditugaskan membawa gembalannya ke daerah sekitar Gua Tsur. Kambing-kambingnya digiring berjalan mengikuti jalan yang dilalui Abdullah ketika meninggalkan gua, agar jejak kaki putra Abu Bakar itu hilang tidak terlacak. Selain itu, dia juga ditugasi membawa sepotong daging untuk Rasulullah dan Abu Bakar. Akhirnya, kaum musyrik mengetahui Rasulullah berhasil keluar dari Makkah. Mereka menyusuri setiap jalanan menuju Madinah. Mereka memeriksa tempat-tempat mencurigakan yang mungkin bisa dijadikan tempat bersembunyi. Sampailah mereka tiba di sekitar Gua Tsur. Rasulullah ๏ทบ dan sahabatnya mendengar derap kaki mereka. Abu Bakar seketika dilanda rasa takut. Ia berbisik kepada Rasulullah, โSeandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah kakinya, pastilah kita akan terlihat oleh mereka.โ Untuk menenangkan sahabatnya, Rasulullah bersabda ู ุง ุธูู ูุง ุฃุจุง ุจูุฑ ุจุงุซููู ุงููู ุซุงูุซูู ุง Artinya, โWahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu dua orang yang pergi bersama, sedangkan yang ketiganya adalah Allah?โ Syekh Said Ramadhan al-Buthi, Fiqhus Sirah Nabawiyah, [Beirut Dar al-Fikr 2019], halaman 149. Allah membutakan mata kaum musyrik sehingga tak seorang pun dari mereka ingin melongokkan kepalanya ke dalam gua. Tak pernah terbesit dalam hati seorang pun dari mereka ingin memeriksa ada apa di dalam gua itu. Begitulah pertolongan Allah ๏ทป. Imam al-Bushiri dalam qasidah burdahnya mengatakan ููุงูุฉ ุงููู ุฃุบูุช ุนู ู ุถุงุนูุฉ ู ู ุงูุฏุฑูุน ูุนู ุนุงู ู ู ุงูุฃุทู Artinya, โPerlindungan Allah tidak membutuhkan berlipatnya baju baja, juga benteng tinggi nan kokoh.โ Hikmah di Balik Kisah Hijrah Menurut Syekh al-Buthi, di antara hikmah Rasulullah hijrah secara sembunyi-sembunyi bukan karena khawatir atas keselamatan dirinya atau takut ditangkap musuh sebelum tiba Madinah. Buktinya, setelah Rasulullah menempuh semua rihlah perjalanannya, ketika beristirahat di Gua Tsur, lalu kaum musyrik tiba di sekitar gua tempat mereka bersembunyi, yang seandainya seorang dari mereka melihat ke bawah maka pasti akan melihat Rasulullah, sehingga Abu Bakar dihinggapi rasa takut yang hebat. Rasulullah tetap bersikap tenang dan menenangkan sahabatnya dengan berkata, โWahai Abu Bakar, menurutmu, apa yang akan terjadi dengan dua orang yang ketiganya adalah Allah?โ Padahal, bila Rasulullah hanya mengandalkan semua langkah lahiriah dan kehati-hatiannya dalam proses hijrah itu, beliau pasti juga akan merasa takut dan cemas ketika menghadapi situasi seperti itu. Namun, nyatanya tidak! Syekh al-Buthi, Fiqhus Sirah Nabawiyah, 2019, halaman 152. Dengan demikian, semua langkah Rasulullah dalam perjalanan hijrah adalah tugas penerapan syariat wadhifah tasyriiyyah yang mesti dijalankan. Ketika itu sudah dilaksanakan, Rasulullah tinggal mengaitkan hatinya kepada Allah dan bersandar hanya pada petunjuk dan pertolongan-Nya. Maka, setiap Muslim harus menyadari bahwa mereka dilarang menyandarkan segala sesuatu kecuali kepada Allah, tanpa mengabaikan prinsip kausalitas sebab akibat. Bahkan ternyata, ada Mukjizat paling menonjol dalam perjalanan hijrah Rasulullah, yaitu ketika beliau berhasil keluar dari rumahnya tanpa diketahui kaum musyrik yang sudah mengepung rumah dan berjaga-jaga di setiap sudut. Mukjizat ini menjadi semacam maklumat bagi kaum musyrik di setiap tempat dan waktu bahwa penindasan dan penyiksaan yang dialami Rasulullah dan para sahabat dalam perjuangan membela agama, tidak serta-merta mengindikasikan bahwa Allah menelantarkan mereka dan mereka jauh dari kemenangan. Sama-sekali tidak! Kaum musyrik dan semua musuh Islam jangan merasa senang dulu. Sebab, pertolongan Allah amat dekat dan jalan menuju kemenangan selalu ada, kapan pun dan di mana pun. Sunnatullah, santri sekaligus pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Kokop Bangkalan Jawa Timur.RN78N.